Dialog Dengan Jin Muslim Oleh Muhammad Isa Daud ( Part 1 )

Written By Unknown on Saturday 29 November 2014 | 04:57

Dialog Dengan Jin Muslim, Ini adalah sebuah judul buku yang sangat ane suka dan mungkin juga oleh sobat sobat yang suka dengan dunia gaib, seperti masalah Jin, Iblis, Dajjal dan yang gaib-gaib lainnya,....
Selamat membaca....

Di dalam sebuah buku yang berjudul Hiwar Shahafiy Ma’a Jinni Muslim yang ditulis oleh ahli spiritual berkebangsaan Saudi Arabia Muhammad Isa Daud. Dengan perantara tubuh manusia beliau telah berhasil melakukan percakapan dengan dengan Jin yang beragama islam, dan mengabadikan dalam sebuah buku.

Dalam percakapan tersebut beliau mencoba mengorek-ngorek keterangan darinya berupa misteri-misteri besar dikalangan manusia yang salah satunya adalah tentang kebohongan yang sudah berhasil ditanamkan oleh bangsa Syetan pada kalbu umat manusia bahwa roh orang yang meninggal terkadang bergantayangan di dunia (menentang faham ‘hari pembalasan kubur’). 

Yang lainnya, yang akan dibahas disini adalah menguak misteri apakah / siapakah sebenarnya UFO (Unidentified Flying Object) yang dianggap makhluk luar angkasa mendatangi bumi. Sedangkan sampai sekarangpun belum ada teori pasti dari para ahli bahwa memang terdapat planet di jagad raya ini yang dihuni oleh makhluk lain selain manusia. Hal inipun telah menjadi salah satu project khusus FBI, CIA maupun NASA yang hingga kini hasilnya masih berupa asumsi dan teori-teori sementara saja tentang siapa sebenarnya makhluk UFO itu. 

Juga akan diurai keterangan darinya tentang apakah sebenarnya misteri yang tersimpan di kawasan Segitiga Bermuda yang telah menghilangkan beberapa kapal maupun pesawat. Hingga kini kawasan tersebut menjadi momok dikalangan manusia untuk melewatinya. Sekelumit Tentang Jin Muslim Tersebut Jin muslim yang berdialog dengan penulis tersebut berasal dari Bombay, India. Sebelumnya dia adalah pemeluk agama lain. 

Berumur 180 tahun (Usia Muda dikalangan Jin)  menurut pengakuannya. Menurut kabarnya setelah dia masuk Islam, diikuti pula oleh sekitar sepuluh ribu Jin, yang merupakan pengawal-pengawal dan pendampingnya. Jin tersebut adalah pemimpin besar, punya pengaruh dan wibawa dikalangannya, di Bombay. Dengan usaha yang menghabiskan tenaga, waktu dan biaya yang tidak sedikit, Muhammad Isa Daud  akhirnya berhasil mengundangnya melalui tubuh seorang laki-laki untuk akhirnya melakukan percakapan dengannya yang berhasil direkam dan diabadikan dalam sebuah buku.
 
Sayangnya saya belum berhasil mendapatkan rekaman tersebut.
6 hal yang diungkap yaitu :
1. Kendaraan Setan dan Kapal Cahaya, dan Bukan mahluk Luar Angkasa (Alien)
2. Makhluk Luar Angkasa dan Sedikit Rahasia Tentangnya
3. Menjelajah Segitiga Bermuda
4. Segitiga Formosa dan Kepemimpinan Iblis
5. Tentang Pesulap David Copperfield
6. Runtuhnya anggapan tentang menghadirkan arwah / arwah gentayangan.

Masih Adakah Iblis Pada Zaman Ini? (Sebagian kutipan terjemah dari buku tersebut) Kita semua mengetahui siapakah makhluk yang menyebabkan kakek moyang kita Nabi Adam AS dan istrinya Hawa diusir dari syurga oleh Allah SWT. Adalah suatu yang baru sama sekali bagi dunia ini, dengan izin Allah, berisi banyak temuan-temuan baru yang mengejutkan, sekaligus merupakan jawaban bagi berbagai persoalan yang selama membingungkan para sarjana dan cendikiawan dunia, sekalipun sangat sulit menundukkan hal itu dalam penelitian ilmiah. 

Akan tetapi semuanya itu adalah kebenaran semata, dan kebenaran itu pulalah yang ingin penulis sodorkan kepada dunia Islam khususnya dan dunia umat manusia secara keseluruhan, lebih khususnya lagi kepada para peneliti yang ingin menemukan jawaban bagi persoalan-persoalan yang membingungkan itu. 

Dengan itu penulis berharap semoga mereka terbebas dari kebingungan dan tidak lagi menghabiskan jutaan dollar. Sekedar untuk melakukan pemotretan melalui satelit dan menghancurkan tempat-tempat yang penuh misteri. Hendaknya tidak ada seorang pun diantara pembaca yang beranggapan bahwa penulis menyodorkan hadiah ilmiah ini dengan mudah. Sebab penulispun telah menghabiskan dana yang cukup besar, semaksimal yang dapat disediakan untuk menghadirkan Jin Muslim yang selalu menjauhkan diri dari saya selama masa persembunyiannya. 

Penulis pun harus memeras keringat dan otak dalam berbagai diskusi saya dengannya, karena dia tidak bersedia memenuhi undangan saya. Dia betul-betul takut akan usaha pembunuhan terhadap dirinya yang dilakukan oleh Iblis dan pengikut-pengikutnya. Karenanya, terkadang dia berpura-pura tertidur, sebagai siasat menghindarkan diri dari kepungan musuh-musuhnnya. Akhirnya, keyakinan dan kepercayaan saya kepada Allah jugalah yang bisa meyakinkan dirinya untuk menemui saya. 

Saya juga harus mengajarkan kepadanya akidah, seraya menegaskan bahwa barangsiapa takut kepada Allah, maka Allah akan menjadikan segala sesuatu takut padanya. Sedangkan orang yang tidak takut kepada Allah, maka Allahpun akan menjadikan dirinya takut kepada segala sesuatu. Saya yakinkan pula kepadanya bahwa tipu muslihat setan tidak ada artinya dalam nisbatnya dengan seorang muslim yang beriman kepada Allah, baik dia Jin maupun manusia. Lantas, secara tiba-tiba terjadilah dialog, sebagai berikut :

(huruf ‘J’ adalah Jin. Sedangkan ‘P’ adalah untuk Penulis atau Muhammad Isa Daud)
P:  “Pernahkah engkau melihat Iblis?” Tanya saya
J:  “Pernah, sekali ketika saya masih kecil, dan beberapa kali ketika saya sudah remaja dan sebelum saya memeluk agama Islam.”
P:  “Untuk apa engkau menghadap Iblis, padahal saat itu engkau masihnkecil?”
J: “Aku tidak pergi menemuinya atas kemauanku sendiri. Tetapi ayahkulah yang mengajakku menemuinya, agar dia (Iblis) memberikan berkahnya kepadaku.”

P: “Semoga Allah mengutuknya, dan segala puji bagi Allah yang telah menganugerahi engaku dengan masuk Islam.”
J:  “Alhamdulillah, alhamdulillah, aku telah masuk Islam…
P:  “ Katakan padaku bagaimana bentuknya”
J: “Bentuknya ya, seperti jin yang telah aku katakan kepadamu. Akan tetapi Allah memberikan kutukan kepadanya dan kepada keturunanya dengan rupa yang buruk, sekalipun dia bias menjelma dalam bentuk apa saja. Dia memiliki ekor sangat pendek, sekitar 4-6 cm atau lebih sedikit.

P:  “Apakah ekornya tersebut secara umum dimiliki oleh semua jin, atau hanya pada Iblis dan anak cucunya saja?”
J:  “Alhamdulillah, hanya iblis dan anak cucu setannya saja yang memiliki ekor seperti itu. Sepertinya mereka itu makhluk istimewa. Sedangkan jin, sama sekali tidak punya ekor seperti yang kalian bayangkan. Ekor setan tidaklah sepanjang ekor kucing atau binatang lainnya, sebagaimana yang selama ini digambarkan oleh manusia.”

P: “Seberapa tingginya? Apakah dia betul-betul tinggi-besar, sebagaimana yang dibayangkan sementara orang selama ini, ataukah biasa-biasa saja?”
J:  “Dibandingkan dengan manusia, tingginya sekitar satu lengan, Ya, sekitar 140 hingga 160 cm. Akan tetapi dia bisa menjelmakan dirinya dalam bentuk yang lebih tinggi dan besar, sampai sepuluh meter…”

P:  “Apakah dia mempunyai rumah atau istana?”
J:  “Istana yang sangat besar sekali, dengan jutaan pelayan, jutaan pengawal, dan jutaan setan, disamping istana-istana lain di banyak tempat. Demikian pula halnya dengan para penguasa yang ditempatkan diberbagai pusat pemerintahannya yang sangat luas itu.”

P: “Dia juga punya singgasana bukan?”
J:  “Ya, ya,” Jawabnya agak terkejut.

P:  “Singgasananya diatas air, tepatnya dilautan, betul kah?”
(Lagi-lagi jin muslim sahabat saya itu terheran-heran, bahkan tampak mulai ketakutan).
 Karena itu saya melanjutkan perkataan saya:
P:  “Engkau adalah jin muslim, wahai saudaraku, dan seorang muslim hanya takut kepada Allah. Terhadap seorang muslim, setan tidak menemukan jalan untuk mengganggunya, selama dia taat kepada Allah. Saya pikir kaupun demikian.”
J:  “Ya, memang benar demikian, alhamdulillah, saya telah berhasil menghafal Al-qur’an dalam empat bulan.

P: “kalau begitu, mengapa mesti takut kepada Iblis dan pasukannya? Dengan perlindungan Allah, engkau jauh lebih kuat ketimbang mereka…”
J: “Ya, ya, Memang benar. Semoga Allah membalas kebaikanmu karena telah mengajariku yang seperti ini. Sekarang saya semakin mantap dan yakin…”

P:  “Suatu hari, aku pernah membaca riwayat tentang para pengikut Dzulqarnain, yang saya duga adalah Macedonia dan bukan yang disebutkan dalam Al-qur’an bahwa sekali waktu, dalam perjalanan mereka, mereka sampai disuatu tempat yang banyak airnya, dan tampaklah suatu pulau di kejauhan. Mereka melihat suatu umat yang berkepala anjing, taringnya keluar dari mulut mereka, persis nyala api. Para pengikut Dzulqarnain segera keluar dan menyerang mereka.  Dikejauhan, mereka melihat sinar yang sangat terang, dan ternyata itu adalah sebuah istana yang terbuat dari Kristal. 


Dzulqarnain bermaksud menaklukkan mereka dan masuk kedalam istana. Akan tetapi Bahram, Sang Filosof, melarangnya dan memberitahu bahwa siapa yang masuk ke istana itu pasti akan tertidur didalamnya dan tidak akan pernah dapat keluar lagi, dan ditawan oleh orang-orang yang ada di dalam istana itu. Beberapa orang pernah masuk ke istana yang isinya tidak diketahui siapapun. Merekapun lalu tertidur, tanpa pernah bangun lagi. Bukankah itu istana Iblis?”
J:  “barangkali, ya,” jawabnya, “tetapi barangkali pula bukan.”
P:  “Maksudnya bagaimana?”
J:  “Iblis mempunyai banyak istana, dia pindah dari satu istana ke istana yang lain untuk mengatur kerajaanya yang sangat besar. Anak perempuannya yang paling besar juga mempunyai istana dan pengawal. Sedangkan anak-anaknya yang laki-laki memiliki istana yang sangat besar, seperti yang dimiliki oleh para pejabat pemerintahannya. Dari sanalah mereka mengendalikan seluruh aktivitas penyesatan mereka terhadap umat manusia, dalam tujuan merealisasikan cita-cita Iblis yang mereka anggap sebagai Tuhan mereka.”

P: “Bagus, lantas dimana markas besar Iblis itu?” Sesudah ragu-ragu sejenak, jin sahabat saya itu menjawab:
J: “Disana, dikedalaman samudera, seperti yang diisyaratkan Allah dalam firmannya dalam Al-qur’an, Dua lautan mengalir, dan kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing
(Arrahman: 20-21)

P: “Bagus sobat, Apakah yang kamu maksud adalah tempat pertemuan sungai dengan lautan, ataukah lautan dengan lautan?” Dia terdiam, kemudian menjawab:
J:  “Maksudku, ya, seperti yang kau katakan itu.”

P: “Tepatnya dimana?” desak saya. Dia terdiam dan berusaha menghindar. Sekali lagi saya mengajarkan kepadanya keyakinan kepada Allah, sesudah itu saya melancarkan tembakan-
tembakan saya yang saya dasarkan atas berbagai penelitian saya. Sebagian diantaranya akan saya kemukakan disini, dan sebagian lainnya akan saya tuturkan kemudian.
 

P: “Apakah markas besar iblis itu terletak di Segitiga Bermuda (Bermuda Triangle)? Matanya tiba-tiba terlihat sayu, lalu dia berpura-pura tidur. Dia tampak dalam kegelisahan yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Saya mendesaknya dengan berkata:
 

P: “Bukankah pasukan iblis dan penjelmaannya dalam bentuk manusia, serta tokoh-tokohnya, baik dari kalangan manusia dan jin, adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap hilangnya pesawat-pesawat dan kapal-kapal laut yang memasuki wilayah Segitiga Bermuda, khususnya ketika para pilot dan nakhodanya adalah orang-orang yang tidak mempunyai  “benteng” dalam menghadapi serangan setan? Kalaupun mereka selamat itu sangat langka dan hanya merupakan pengecualian. Bukankah setan acap kali berpura-pura menjadi orang yang selamat itu sekedar untuk membuat manusia lengah dari ancaman mereka. Sampai-sampai ada diantara mereka menganggap bahwa kapal atau pesawat mereka tersedot angin putting beliung.

Jin muslim sahabat saya itu terdiam . dari raut wajahnya saya bisa menangkap  bahwa dia terombang-ambing antara mengiyakan dan meragukan pendapat saya. Kemudian dia berkata, “Sekali waktu nanti, aku akan membeberkan kepadamu lebih dari itu…”

P: “Tidak, tetapi akulah yang akan mengungkapkan kepada dunia, insya Allah, rahasia Segitiga Bermuda yang penuh misteri itu. Engkau tahu bahwa aku banyak tahu tentang hal itu.”
J:  “Persoalannya memang seperti yang kau katakan itu.”

P: “Sebenarnya peristiwa yang menimpa ekspedisi ke-194 , berikut ekspedisi-ekspedisi selanjutnya, yang telah membongkar adanya Segitiga Bermuda, bukanlah ekspedisi-ekspedisi yang pertama kali mengalami  nasib malang ditempat yang misterius itu.

J: “Memang masalah ini sudah terjadi sejak lama sekali, sampai-sampai para nelayan takut memasuki wilayah tersebut. Yang sangat ditakutkan adalah bahwa orang yang meneliti tempat itu akan mereka tangkap, manakala dia berani memasuki wilayah tersebut tanpa izin.

P:  “Apakah izin tersebut bisa diperoleh dengan membakar kemenyan?” Tanya saya
J:  “Ya, kadang-kadang…” jawabnya

P:  “Bagaimana caranya?” Tanya saya heran
J: “Sebagian dari mereka melakukan jual beli dengan Iblis, dan mengatakan, “kami berlindung kepada penguasa tempat ini dari segala mara-bahaya’. Persis seperti yang pernah dilakukan orang-orang saat mereka akan melalui padang pasir dan tempat-tempat yang dianggap angker. Atau, kapal dan pesawat yang melalui wilayah itu membawa paranormal yang mempunyai perjanjian dengan setan. Kalau tidak demikian, maka kemungkinan besar pesawat dan kapal tersebut, berikut para penumpangnya, akan mereka tangkap. 


Kadang mereka cukup menangkap para penumpangnya saja, untuk mereka jadikan bahan penelitian di kerajaan Iblis, atau dijadikan korban kepada Iblis yang memang sangat gembira melihat kematian manusia, khususnya kalau di akhir hidup mereka tidak berada dalam Islam. Pengorbanan itu lazimnya dilaksanakan dihari-hari besar Iblis.
 

P:  “Akan tetapi, mengapa mesti merampas pula pesawat dan kapal-kapal itu?” Tanya saya kurang mengerti
 

J: “Kapal-kapal dan pesawat-pesawat itu ditempatkan ditempat tertentu, ditutup dengan sinar tertentu hingga kasat mata, atau dikelilingi oleh ribuan setan, persis sihir yang membawa seorang prajurit yang tiba-tiba melemparkannya di depanmu, dan engkau tidak akan bisa melihatnya sebelum mereka meninggalkan tempat itu.”

P: “Saya tahu bahwa engkau tidak mau menyampaikan hal itu kepadaku selengkapnya.”
J: “Saya tidak akan mengatakan lebih dari itu,” jawabnya

P: “Akupun tidak akan memberitahumu apa yang telah kuketahui. Akan tetapi aku akan menyampaikan kepada dunia berbagai penemuanku yang telah menghabiskan biaya lebih dari 10.000 dollar.”
J:  “Apa itu?” tanyanya penuh perhatian

P: “Engkau tau sesuatu, dan akupun tau sesuatu pula. Pada waktunya nanti kita akan membeberkan semuanya.”
 
Bersambung

Ditulis Oleh : Unknown ~Portal Kisah

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul Dialog Dengan Jin Muslim Oleh Muhammad Isa Daud ( Part 1 ) yang ditulis oleh Portal Kisah yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 04:57

0 comments:

Post a Comment