KESENIAN TRADISIONAL PANDEGLANG - BANTEN

Written By Unknown on Saturday 29 November 2014 | 03:17

Ternyata, selain kaya akan obyek wisata yang menarik, Pandeglang juga kaya dalam hal warisan budaya kesenian daerah lho, mau tahu apa saja kesenian tradisional yang sampai sekarang masih dilestarikan di Pandeglang?


1. Adu Bedug/Rampak Bedug
Mungkin sudah banyak yang tau dengan kesenian yang satu ini. Merupakan salah satu jenis kesenian tradisional Pandeglang yang berakar dari tradisi menabuh bedug saat waktu shalat tiba, kemudian berkembang menjadi sarana hiburan masyarakat pada saat bulan Ramadhan. Kegiatan adu bedug ini berlanjut menjadi perlombaan karena tidak hanya satu kampung saja yang memiliki kegiatan tersebut, maka adu bedug ini menjadi ajang perlombaan antar kampung yang akhirnya dibuatlah festival adu bedug.

Kata "Rampak" mengandung arti serempa, juga banyak, jadi "Rampak Bedug" adalah seni bedug dengan menggunakan waditra berupa banyak bedug yang di tambuh secara serempak sehingga menghasilkan irama khas yang enak didengar.

2. Dzikir Saman
Dzikir saman disebut juga dzikir maulud merupakan kesenian tradisional rakyat Pandeglang yang menggunakan media gerak dan lagu ( vokal ). Tari saman berasal dari Kesultanan Banten yang dibawa para ulama pada abad 18 sebagai upacara keagamaan, namun pada perkembangan selanjutnya dapat pula dilakukan pada upacara selametan khitanan, pernikahan atau selametan rumah. 


 Untuk pertunjukan kesenian yang satu ini sudah jarang sekali, hanya di acara-acara tertentu saja, Pemain dzikir saman berjumlah antara 26 sampai dengan 46 orang dan 2 sampai 4 orang sebagai vokalis.



3. Calung Renteng
Lahirnya kesenian ini berawal dari ketidak sengajaan seseorang yang memukul kohkol (kentongan) guna mengusir babi hutan yang sampai saat ini masih sering mengganggu tanaman. Dari beberapa kohkol itu membentuk suatu nada (laras) kemudian berkembang sampai sekarang.


 salah satu kesenian yang sudah jarang juga penampakannya, mirip angklung kesenian ini menggunakan bilah bambu sebagai bahan dasar alat keseniannya.

4. Ubrug
Istilah ubrug berasal dari bahasa sunda “sagebrugan“ yang berarti campur aduk dalam satu lokasi. Pertunjukan ubrug dapat dilakukan dimana saja. Kesenian ini biasanya diselingi oleh dialog dan acting dari para pemainnya yang kadang membuat penonton tertawa. Kesenian ini diiringi oleh seperangkat alat music seperti gendang, kulanter, kempul, gong angkeb, rebab, kecrek dan ketuk.
sama seperti poin 2 & 3 kesenian ini sudah jarang sekali dipertunjukan, terakhir ane waktu SD liat pertunjukan ubrug ini.

  sama halnya seperti pertunjukan lawak atau komedi, hanya saja Ubrug lebih ke parodi tradisional.

5. Dodod
Merupakan seni pertunjukan yang menggambarkan kegiatan masyarakat ketika menanam padi. Tampilannya berupa tarian diiringi beberapa buah angklung dan dog-dog (sebutan masyarakat dodod). Gerakan merupakan peniruan dari gerak mencangkul, tandur, ngarambet (membersihkan rumput dengan tangan).  

Dilakukan pria dan wanita dengan suka cita dalam irama yang harmonis.

6. Padingdang Padeglangan
Padingdang Padeglangan merupakan salah satu kesenian hasil dari kolaborasi Rampak bedug Pandeglang dengan Kendang Pencak, Tarian Saman, Teriakan Beluk, Lagu-lagu Buhun Gendereh, Tarian Pencak Silat, Angklung Dodod dan jenis seni tradisi lainnya yang ditata sesuai kebutuhan paket pertunjukan modern, didalamnya terdapat pola tabuhan perkusi melalui weditera bedug, kendang dan tembang yang terbalut rapih aransemen musik dan melodi vokal saman, beluk dan sholawatan terbang tandak serta lengkingan terompet pencak.

kolaborasi dari berbagai jenis kesenian tradisional yang dijadikan satu dan di kemas dengan aransemen yang lebih modern.

7. Pesta Rakyat Rengkong
Kampung Paniis, Desa Tamanjaya, Kecamatan Sumur, yang terletak di daerah pesisir pantai menyimpan pesona terpendam. Pesta Rengkong, biasanya diadakan sebagai penanda musim tanam padi. Pesta Rengkong diadakan setiap tahun sekali atau pada saat tanaman padi mereka terserang penyakit. Tapi sudah hampir setelah 15 tahun, tradisi kesenian dan budaya ini baru digelar lagi, karena hampir dilupakan orang.
Dalam tradisi ini, ada dua tumpeng yang biasanya ditanam, satu tumpeng ditanam di dekat sumber mata air, dan satu lagi ditanam di area lapangan terbuka yang dianggap sebagai simbol sedekah atas apa yang telah didapatkan dari alam. Rengkong, adalah sebuah alat yang terbuat dari bambu dengan panjang sekitar 1,5 meter. Kedua ujung bambu, kemudian diberi beban berupa karung yang berisi pasir pantai dan diikat dengan tali injuk pada kedua ujungnya. Di setiap ujung bambunya, kemudian dihias dengan kertas “wajit” berwarna warni. Saat bambu ini mulai dipikul, dan digoyang-goyang oleh pembawanya, maka terciptalah bunyi bunyian yang cukup unik.


Sebelum rengkong-rengkong ini dibawa keliling kampung, puluhan ibu-ibu dengan “alu” (penumbuk padi), berbaris mengelili lesung (alas penumbuk padi). Mereka memukulkan alu-alu tersebut sehingga menciptakan irama yang khas, seperti rentetan nada dan menciptakan lagu.
Diiringi oleh gendang dan gong, ditambah suara pukulan alu, maka para pembawa rengkong itu, kemudian menari mengitari ibu-ibu yang menumbuk padi.


Tarian, irama gendang dan gong serta nyanyian khas ini, semakin menambah semangat pembawa rengkong, disela-sela gerakannya, terkadang para pembawa rengkong ini berteriak-teriak untuk menyemangati pembawa rengkong lainnya. Ini dilakukan selama kurang lebih 30 menit. 


Semoga bermanfaat dalam menambah wawasan sayangnya dari sekian banyak tradisi sekian banyak kesenian tradisional keadaannya mulai dipertanyakan, karena satu demi satu mengalami kepunahan

Ditulis Oleh : Unknown ~Portal Kisah

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul KESENIAN TRADISIONAL PANDEGLANG - BANTEN yang ditulis oleh Portal Kisah yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 03:17

0 comments:

Post a Comment